Buya (Dr. Agus Syihabudin, MA.)
Dosen Agama dan Etika Islam ITB.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kota Bandung.

*Soal*

Assalamualaikum Wr Wb

Selamat sore Kyai, semoga sehat selalu dalam lindungan Allah SWT,,, aamiin ya robbal alaamiin

Pak Kyai, saya mohon bantuan pencerahan dari Pak Kyai. Mohon pencerahan tentang hukum jual beli emas secara online, apakah hukumnya? Haram atau Halal,,, dalam Al Qur’an diatur dalam Surat apa Pak Kyai ?

Terimakasih Pak Kyai
Salam hormat saya sekeluarga.

Abdullah (Jamaah Safari Suci)

*Jawab*

Dagang atau jual beli merupakan perbuatan yang ditegaskan Allah sebagai bersifat halal, sebagaimana terkandung dalam AL-Qur’an:

وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلْبَيْعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ ۚ

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al Baqarah 275)

Suatu aktifitas jual beli dapat dinyatakan valid atau sah, jika saja memenuhi sejumlah requirement (persyaratan). Paling tidak ada tiga unsur pokok, yaitu di samping adanya pihak penjual dan pembeli yang melakukan transaksi atas dasar kerelaan, juga adanya barang yang diperjualbelikan.

Kerelaan dari kedua belah pihak penjual dan pembeli untuk melepas dan mengambil suatu barang dengan nilai tertentu dan hal-hal lain yang disepakati, dijelaskan Al-Qur’an di surat Al-Nisa ayat 29:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan rida (suka sama-suka) di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

Adapun keberadaan barang yang merupakan unsur pokok lainnya antara lain terkandung dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Tirmizi bersumber dari Hakim bin Hizam:

يا رسولَ اللهِ، يأتيني الرجلُ فيسألني البيعَ ليس عندي أبيعُه منه ثم أبتاعُه له من السوقِ, قال: لا تبعْ ما ليس عندَك

“Wahai Rasulullah, seseorang datang kepadaku, lalu ia memintaku untuk menjual barang yang belum aku miliki. Yaitu saya membelinya dari pasar lalu aku menjual barang tersebut kepadanya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lalu bersabda, “Jangan Engkau menjual barang yang bukan milikmu” (HR. Sunan Al-Tirmizi no. 1232)

Kesepakatan jual beli sah secara hukum jika barang yang menjadi objek jual belinya benar-benar ada, dan disepakati keberadaannya baik sifat maupun kualitasnya. Adapun online atau offline hanyalah merupakan instrumen pembantu dalam melakukan transksi jual beli.

Berdasarkan uraian di atas, maka jual beli emas online tentunya bersifat mubah, boleh dilakukan sepanjang emas yang menjadi objek jual belinya benar-benar ril atau nyata adanya, dan disepakati harga dan lain-lainnya oleh kedua belah pihak penjual dan pembeli. Setelah transaksi terjadi, tentunya pihak penjual mengirimkan barangnya, dan pihak pembeli menerima dan menggunakannya sesuai dengan keperluannya.

Lain soal, sekiranya emas yang diperjualbelikan bersifat tidak nyata seperti “Jual Beli Setara Emas”, tentunya ini merupakan transaksi virtual yang tidak memenuhi persyaratan jual beli sebagaimana ditentukan syariah Islam.

Demikian, semoga bermanfaat.
_Wallohu a’lam bis showwab_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *