oleh: H. Dadang Hamdullah, S.PdI

Muhasabah diri atau introspeksi diri merupakan sarana untuk mengevaluasi kekurangan, kesalahan dan dosa yang telah diperbuat dan sekaligus sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan kekurangan tersebut dengan berbagai aktifitas yang menjadikan ia menjadi hamba Allah yang lebih baik.

Muhasabah diri mengandung makna menata kembali konsep hidup agar lebih terarah dan sesuai dengan prinsip-prinsip hidup yang telah digariskan Allah SWT dalam syari’at Nya maupun contoh Nabi SAW dalam Sunnahnya.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk selalu melakukan muhasabah atau mengevaluasi diri agar hari demi hari menjadi manusia yang lebih sempurna dari hari-hari sebelumnya, firman Allah SWT menyatakan:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)

Muhasabah sebagai proses evaluasi diri tentu harus dilakukan setiap saat tidak hanya dalam waktu tertentu saja, namun ada beberapa momentum yang acapkali mengingatkan kita semua untuk melakukan proses evaluasi diri ini, seperti saat ramadlan, akhir tahun, haji atau umroh dan waktu-waktu lainnya yang mengingatkan pada capaian hidupnya selama ini.

Rasulullaah SAW mengingatkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Al- Hakim bahwa “barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung,

Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi

dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka”.

Sabda Nabi SAW dalam hadits di atas merupakan dasar dalam mengevaluasi capaian hidup agar terus melakukan perubahan yang  berkesinambungan supaya menjadi orang yang beruntung, yaitu orang selalu melakukan improvement dalam bentuk mengkoreksi dari semua kekurangan dan kesalahan dan pada saat yang sama ia melakukan restorasi atau perubahan agar menjadi seorang yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Dengan cara ini, muhasabah akan menjadi media dalam membangun optimisme dalam menghadapi masa depan, karena  pengalaman-pengalaman masa lalunya akan dijadikan guru yang berharga dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang, the experience is the good teacher.

Berkaitan dengan hal ini, sekarang kita  berada di ujung tahun 2021, tidak ada salahnya saat ini dijadikan momen untuk melakukan muhasabah diri dengan mengevaluasi kembali capaian hidup kita agar menjadi orang-orang yang berkategori beruntung  sesuai yang dijelaskan dalam hadits di atas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *